Senin 27 Juni 2022 aku dan Kakakku Belajar berjualan di Bazar.
“Kak, mau ikut jualan nggak tuh di sekolah pas bagi raport” Bunda berkata dua hari sebelumnya.
“Mau” jawabku dan Kakak serempak.
Aku segera mengambil ponsel dan melihat wa. Ternyata Bunda mengirimkan sebuah pesan dari guruku yang berisi undangan dan syarat-syarat untuk jualan di bazar. Salah satunya adalah membawa meja sendiri.
“Lah, mejanya gimana Bun?” tanyaku. Kakakku yang juga mmbuka ponselnya juga mengangguk.
“Tanya Jiddah sana” jawab Bunda. Jiddah itu teman Bunda yang memang dekat dan juga kepala sekolahku.
Akhirnya Kakakku memutuskan untuk menanyakannya pada Jiddah, tapi aku yang mendaftar ke komite.
Setelah ditanya, ternyata meja akan dipinjamkan oleh Jiddah, jadi kami tidak usah membawa, kebetulan kami memang tidak punya meja yang kecil untuk jualan.
Setelah urusan meja beres, aku mengambil ponselku untuk mendaftar tempat jualan di bazar nanti.
Setelah mendaftar, Bunda menyuruh kami untuk memilih produk-produk yang akan dijual bazar nanti agar Bunda bisa memesan ke pemasoknya, dan dapat dikirim hari ini juga. Ada Zanana Chips, Mr. Monkey, Cimol Sangarrr, Cupa-Cupa bayi kepiting, Gandum goreng, Keripik Maicih, Maicih seblak, Makaroni Maicih, Bumbu-bumbu, sambal, dan emas. Banyak juga ya?
Setelah memilih, sorenya pesanan kami datang, setelah mengucapkan terima kasih kepada abang kurir yang mengantarkan pesanan kami, aku pun langsung berlari ke dalam adan menghampiri Kakak dan Bundaku yang baru mandi.
“Bun, udah sampe nih!” kataku sambil ngos-ngosan.
“Widii, gede banget. Buka-buka” jawab Kakak.
“Buka ya Bun?” tanyaku.
“Iya” jawab Bunda singkat sambil duduk di sebelah Kakak. Aku segera mengambil gunting dan membuka selotip perekat kardus. Setelah kardus terbuka, aku mengambil salah satu dari pesanan kami.
“Widih, banyak banget Bun” kataku sambil senyum-senyum sendiri.
“Iyanih, udah siap jualan dong” kata Bundaku sambil tersenyum menggodaku. Aku hanya nyengir sambil ber-hehe pelan.
Malamnya, aku dan Kakakku sibuk membuat daftar harga, nama toko, dan pernak-pernik lainnya untuk menarik perhatian pembeli. Capek sih, tapi kami senang.
Keesokan harinya, Bunda meminta tolong Ayah untuk membawakan kardus berisi jualan kami ke sekolah, kebetulan Ayah hari itu sedang naik mobil, jadi sekalian.
Aku baru selesai memakai jilbab saat Ayah memanggil.
“Kak, cepetan udah siang nih” panggil Ayah dari bawah.
“Ayah duluan aja Yah, kakak naik sepeda” jawab kakakku yang sudah turun duluan.
Ayah pun langsung jalan setelan kakak bilang itu.
Setelah sarapan dan memakai sepatu, aku salim dengan Eyangku lalu berteriak.
“Bun jalan dulu ya Assalamu’alaikum” kataku sambil menuntun sepeda Bunda yang kupinjam keluar.
“Iya, hati-hati” jawab Bunda yang baru ingin mandi.
Aku segera berangkat ke sekolahku yang tidak terlalu jauh dari rumah. Aku memang sudah dilatih untuk berangkat dan pulang sendiri sejak kelas 4.
Sesampainya di sekolah, aku segera memarkirkan sepedaku di parkiran lalu menghampiri kardus yang sudah Ayah bawa ke sekolah. Kebetulan mejanya belum disusun, jadi aku menelepon Bunda untuk menanyakan. Karena saat kemarin aku tanya ke komite, meja disediakan. Tapi tak berselang lama, meja mulai disusun. Aku pun langsung menyusun dagangan kami di salah satu meja. Setelah menyusun, aku duduk dan menunggu pembeli. Pembeli pertama membeli teri crispy dan sambal, sayangnya, kami kurang teliti saat menghitung, jadi kami rugi 10.000😀
Setelah bazar selesai, aku pulang jam 12:00. Sesampainya di rumah, aku istirahat.
Malamnya, aku menerima pesan whatsapp dari nomor tidak dikenal, ternyata itu ibu-ibu yang membeli teri dan sambal tadi. Beliau ingin mengembalikan uang, tapi ternyata setelah ditawarkan untuk membeli lagi ibu itu mau. Hehe. Jadi uangnya sekalian dengan pesanannya lagi.
Pokoknya hari ini aku senang sekali bisa belajar berjualan di bazar. Selain dapat uang, kita juga dapat ilmu berbisnis, salah satunya untuk teliti dalam menghitung. Hihihi.
Oh iya, untuk kamu yang mau jajan cemilan, emas, bumbu, obat, dan herbal, bisa berkunjung ke https://toko.raqita.com/ terima kasih!