Jum’at 8 Oktober 2021 guruku bilang kalau aku akan PTM dengan teman-teman. Aku sangat senang karena setelah sekian lama PJJ aku bisa bertemu teman-teman di sekolah.
Senin 11 Oktober.
Pagi itu berjalan seperti biasa. Aku tetap mengerjakan tugas pagi, mencuci piring seperti biasa. Selesai mencuci piring, aku segera mandi dan bersiap-siap pergi ke sekolah.
Setelah sarapan dan memakai sepatu, aku segera berangkat bersama Ayah.
Sampai di sekolah, aku salim pada Ayah lalu keluar dari mobil, setelah itu aku berjalan ke gerbang sekolah dan mengukur suhu tubuhku menggunakan pengukur suhu yang disediakan di gerbang.
Setelah mengukur suhu, aku jalan lagi lalu mencuci tangan di wastafel.
Selesai mencuci tangan, aku masuk dan bertemu dengan guru-guruku.
“Kelas berapa Kak?” tanya guruku.
“6 Maroko Bun” jawabku pelan karena masih malu.
“Ooh, kelasnya disana ya Kak” kta guruku sambil menunjuk lantai dua.
Aku merasa bingung, karena saat diberitahu di zoom guruku bilang kalau kelasku di lantai tiga. Tapi sudahlah, aku menaiki tangga ke lantai dua. Tapi karena masih bingung, aku tetap saja naik ke lantai tiga. Tapi setelah sampai disana, salah satu guruku bilang.
“Kelas Maroko dibawah Kak, di lantai dua” katanya pada temanku. Temanku itu hanya mengangguk dan kembali menuruni tangga. Aku pun mengikutinya.
“Dimana sih kelasnya?” tanyaku pelan.
“Gatau deh” jawabnya sambil terus berjalan.
Kami turun ke bawah dan berbelok ke lorong kelas lima. Saat mengintip di jendela, ada sahabatku di kelas itu. Akhirnya aku memberanikan diri masuk.
“Assalamu’alaikum” ucapku pelan sambil melambaikan tangan pada sahabatku yang sudah melihatku.
“Hai Besti” sapaku sambil meletakkan tas di meja kosong di sebelahnya.
“Hai” jawabnya.
Kami pun mengobrol seru sambil menunggu masuk. Maklum, selama ini kami hanya bertemu lewat zoom ada video call. Mengobrol juga melalui whatsapp.
Pelajaran dimulai dengan murajaah bersama.
Selesai murajaah, guruku memulai pelajaran pertama, yaitu pelajaran IPA.
Setelah pelajaran IPA, ganti pelajaran menjadi pelajaran Tahfidz.
Selesai Tahfidz, kami diberi waktu istirahat beberapa menit saja. Aku pun memanfaatkannya untuk… mengobrol. Hihihi.
Kembali masuk pelajaran, kali ini kami belajar PPKN.
Selesai PPKN, kami disuruh membereskan tas untuk bersiap pulang. Sayangnya, kami tidak boleh turun ke lantai bawah, dan menunggu di kelas sampai dipanggil oleh guru yang mengawasi gerbang. Tapi tak lama kemudian kami boleh turun.
Setelah memakai sepatu, aku turun ke bawah bersama tiga sahabatku yang memang ikut PTM. sayangnya satu sahabatku tidak diizinkan oleh orangtuanya.
Setelah menunggu dua sahabatku pulang, aku dan salah satu sahabatku yang dibolehkan pulang sendiri pun pulang bersama. Kebetulan rumah kami searah, jadi kami bisa pulang bersama tanpa harus berpisah. Tapi kami tetap berpisah sih saat sampai rumahku.
Setelah izin kepada guru-guru untuk pulang, kami segera keluar sekolah dan menyebrang jalan. Setelah menyebrang, kami masuk gang depan sekolah lalu pulang.
Sesampainya di rumahku, temanku masuk sebentar untuk minum karena minumnya habis. Setelah minum dan mengobrol sebentar, dia pamit pulang. Aku pun mengantarnya ke depan sambil menunggu angkot. Sambil menunggu angkot yang sudah mulai “langka” kami mengobrol sambil meloncat-loncat di sebuah ban yang ada di trotoar. Tak lama kemudian angkot yang ditunggu pun datang. Kami pun berpisah.
Setelah sahabatku pulang, aku melepas gerah dulu lalu mandi. Setelah mandi aku belajar sebentar lalu tidur.